Sabtu, 30 Maret 2013

Sejarah Timbulnya Perbedaan Aliran dalam Islam


SEJARAH TIMBULNYA PERBEDAAN ALIRAN DALAM ISLAM
Oleh : Hans Asysyirboni Aljabari Aljawi

Pada awalnya Islam adalah satu aliran. itu terjadi di saat Nabi Muhammad SAW masih hidup. Segala hal yang berkaitan dengan ajaran-ajaran Islam langsung ditanyakan pada nara sumbernya, yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa Risalah Ilahi. Dan apabila Nabi tidak bisa menjawab sendiri maka Nabi bermunajat kepada Allah untuk mendapatkan wahyu, sehingga apapun keputusan Nabi adalah merupakan suatu kebenaran yang harus dijalani oleh ummatnya. Perbedaan pendapat itu baru muncul setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Dalam konteks ini kita harus melihat sejarah proses timbulnya faham-faham Islam.

Sebagaimana telah dicatat oleh para ahli sejarah, bahwa kedatangan Islam yang membawa missi Rahmatan Lil ‘Alamin ini, ternyata tidak semua pihak menerimanya dengan senang hati, kecuali pihak-pihak yang memang telah mendapatkan Hidayah dari Allah SWT.

Mereka yang tidak mendapat Hidayah ini, selalu berusaha menghancurkan Islam dengan segala daya dan upaya. Tekad mereka menolak Islam dengan segala daya dan upaya ini, dilakukan sejak Rasulullah SAW menerima wahyu, mendakwahkan wahyu sampai Rasulullah berhasil menguasai Jazirah Arab.

Segala bentuk sikap menolak Islam ini telah mereka lakukan, baik berbentuk intimidasi, sabotase ekonomi, pertumpahan darah (peperangan), inviltrasi, akulturasi dan lain sebagainya. Maksud mereka menolak Islam, dan menghancurkan Islam ini, ternyata masih mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena generasi pertama yang di dalam mengamalkan Syari'at Islam langsung di bawah pengawasan beliau Rasulullah SAW.  mempunyai daya tangkal cukup kuat.

Usaha mereka yang mengalami kegagalan di zaman Rasulullah ini dilanjutkan setelah Rasulullah wafat, yaitu di zaman Sahabat. Peristiwa Perang Yamamah, di mana terjadinya perang tersebut adalah karena adanya kelompok yang menentang diwajibkannya Zakat di zaman Khalifah Abu Bakar. Ini adalah merupakan hasil salah satu hasutan mereka.

kalau generasi Sahabat yang menerima Islam langsung dari Rasulullah SAW itu memiliki daya tangkal yang cukup kuat sehingga dapat menggagalkan usaha merusak Islam dari kaum Musyrikin/Munafikin itu adalah wajar, sebab oleh Rasulullah sendiri, generasi pertama dalam Islam ini dianggap sebagai generasi yang terbaik dengan Haditsnya :

ﺍﺼﺤﺎﺒﻰ ﻜﺎﻠﻨﺠﻮﻢ ﺒﺄﻴﻬﻢ ﺍﻘﺘﺪﻴﺘﻢ ﺍﻫﺘﺪﻴﺘﻢ
 (Ash-haabii kannujuumi biayyihimuqtadaitum ihtadaitum).

Artinya :
“Sahabat-sahabatku adalah laksana bintang dimana saja kamu mengikuti jejak mereka, kamu akan mendapatkan hidayah dari Allah SWT.”

 Sabda Rasulullah SAW :
ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺒﺴﻨﺘﻰ ﻮﺴﻨﺔ ﺍﻠﺨﻠﻔﺎﺀ ﺍﻠﺮﺍﺸﺪﻴﻦ ﺍﻠﻤﻬﺪﻴﻴﻦ 
ﺮﻮﺍﻩ ﺍﺒﻮ ﺪﺍﻮﺪ           

(Alaikum bisunnatii wasunnatil khulafaairroosyidiinal mahdiyyiina)

Artinya :
“Haruslah kamu selalu berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafaurrosyidin yang selalu mendapatkan hidayah.” (H.R. Abu Dawud)

ﺨﻴﺮ ﺍﻠﻨﺎﺲ ﻘﺮﻨﻰ ﺜﻢ ﺍﻠﻨﻴﻦ ﻴﻠﻮﻨﻬﻢ ﺜﻢ ﺍﻠﻨﻴﻦ ﻴﻠﻮﻨﻬﻢ

ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﺒﺨﺎﺮﻯ

(Khoirunnaasi qornii tsummalladziina yaluunahum tsummalladziina yaluunahum)

Artinya :
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang hidup dalam abadku, kemudian disusul oleh generasi yang berada pada abad berikutnya dan disusul dengan abad-abad berikutnya.” (H.R. Al-Bukhori)

Walaupun usaha mereka untuk merusak Islam termasuk merusak faham dan akidahnya di zaman Rasulullah SAW dan di zaman Sahabat Nabi mengalami kegagalan, namun mereka yang memang tidak dapat hidayah dari Allah SWT itu, terus berusaha tidak mengenal lelah dan putus asa, dan usaha jihad itu diteruskan dimana generasi Tabiin, Tabiittabiin dan seterusnya dan seterusnya.

Mereka yang menolak dan akan merusak Islam ini, menyadari sepenuhnya akan kekuatan Islam yang sudah tidak dapat dibendung dengan kekuatan fisik yang mereka miliki. Dalam kondisi yang demikian (kondisi dimana mereka kalah dalam bidang fisik) ini, mereka lalu merubah strategi di dalam upaya menghancurkan Islam. strategi yang baru ini antara lain dilakukan dengan cara"Politik Adu Domba" diantara sesama kekuatan Islam. Untuk terlaksananya rencana mengadu domba sesama umat Islam ini, mereka membutuhkan figur yang dapat dengan leluasa keluar masuk di daerah Islam, bebas berbicara dan bebas berkasak-kusuk di kalangan kaum Muslimin.

Menentukan dan menunjuk figur yang mampu melaksanakan tugas ini, memang bukan pekerjaan yang mudah, mereka meneliti satu persatu kepada figur yang mungkin mampu menghancurkan Islam dari dalam (internal). Dan akhirnya Sejarah mencatat bahwa, figur yang ditetapkan mereka untuk tugas meracuni Islam dari dalam untuk menikam Islam dari dalam ini ternyata jatuh pada Ibnu Salul yang dalam Sejarah Islam dikenal sebagai tokoh dan dedengkot kaum Munafiqin.

Ibnu Salul terus bergerak dengan cerdiknya, dengan lihainya, dia bujuk Umat Islam yang satu dan dia rayu Umat Islam yang lain tanpa mengenal lelah dan putus asa. Peristiwa Perang Yamamah, peristiwa perbedaan pendapat antara Khalifah Abu Bakar dan putri Nabi Sayyidatina Fatimah RA tentang "Warotsah", peristiwa tentang terbunuhnya Amirul Mukminin Umar Ibnu Khattab oleh budak Mughiroh, peristiwa kebijaksanaan Amirul Mukminin Utsman Ibnu Affan mengangkat beberapa pembantu terdekatnya dari orang-orang yang masih terjalin hubungan famili (nepotisme), dan lain-lain , adalah merupakan lubang-lubang kesempatan yang dinilai cukup besar bagi Ibnu Salul Cs untuk melaksanakan program busuknya itu.

Dan Sunnatullah telah berjalan, sejarahpun mencatat bahwa kematian Sayyidina Umar Ibnu Khattab yang tidak wajar itu telah disusul dengan kematian Sayyidina Utsman Ibnu Affan yang juga tidak wajar (dibunuh oleh demonstran dari Mesir). Kemudian disusul berturut-turut dengan Wak'atul Jamal (pertempuran antara Khalifah Ali dan pasukan Sayyidah A'isyah RA), disusul dengan Wak'atus Siffin (pertempuran antara Khalifah Ali dan S. Muawiyah RA) yang semuanya tadi telah meminta korban puluhan ribu kaum Muslimin mati terbunuh di tangan dan pedang kaum Muslimin sendiri. Tidak berhenti sampai disitu, ternyata fitnah terus berkembang dengan gegap gempita sampai pada puncaknya dengan terbunuhnya Khalifah keempat S. Ali bin Abi Thalib RA, terbunuhnya cucunda tercinta Rasulullah SAW, Husain RA dengan cara yang sangat tragis dan menyedihkan. Orang mukmin yang sempurna akan menangis melihat sejarah yang hitam kelam ini, dan hanya insan-insan Munafiq dan sekutunya (Ibnu Salul Cs) sajalah yang pantas berbangga diri ketawa lebar-lebar.

Perselisihan-perselisihan yang terjadi pada masa Khalifah empat khususnya dan di masa Sahabat Nabi umumnya ini, masih terbatas pada perselisihan bidang politik tidak sampai pada bidang akidah. tetapi perselisihan yang terbatas bidang politik ini, menjadi perselisihan bidang akidah, fiqih dan segala yang menyangkut pokok ajaran keagamaan yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Akhirnya Ummat Islam yang satu di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW dan diteruskan oleh Khulafaurrosyidin itu, pecah berkeping-keping menjadi beberapa kelompok (firqoh) yang antara kelompok satu dengan kelompok lain mempunyai pandangan Akidah Islamiyah yang berbeda, Madzhab dan faham yang berbeda. Bahkan sebagaimana disinyalir Rasulullah SAW bahwa Umat Islam (setelah wafatnya beliau) terpecah menjadi 73 golongan/kelompok. Yang selamat dari semua firqoh itu hanya satu. yakni "Ahlussunnah Wal Jama'ah".

Rabu, 20 Maret 2013

MAKALAH ADMINISTRASI MADRASAH


MAKALAH ADMINISTRASI MADRASAH

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN UJI KOMPETENSI KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH YANG DISELENGGARAKAN OLEH KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN CIREBON PADA TANGGAL 29 – 30 MEI 2010

Disusun oleh :
Nama               : MUZNI SUBKHAN, S.Pd.I
NIP                  : 19680302 200003 1 005
Unit Kerja        : MI Ma’rifatul Ulum Kaliwedi Kidul
   Kec. Kaliwedi Kab. Cirebon

   
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya  kami  telah  dapat  menyusun  Makalah  tentang  Administrasi  Madrasah  di MI Ma’rifatul Ulum Desa Kaliwedi Kidul Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon.
Tujuan ditulisnya makalah ini untuk melengkapi salah satu persyaratan  mengikuti Uji Kompetensi Kepala Madrasah Ibtidaiyah yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon pada tanggal  29 – 30 Mei 2010.
Makalah ini disusun berdasarkan kondisi dan situasi nyata di Madrasah Ibtidaiyah Ma’rifatul Ulum Desa Kaliwedi Kidul Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon dengan melihat data dari Pedoman Administrasi Madrasah Ibtidaiyah. Sudah barang tentu makalah ini sangat jauh dari sempurna, dengan harapan adanya kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak untuk perbaikan penyusunan makalah di masa yang akan datang.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sebagai acuan kerja seorang pendidik dan umumnya bagi pembaca. Amiin.
Cirebon, 28 Mei 2009
Penulis



BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di setiap jenjang, khususnya jenjang Madrasah Ibtidaiyah agar mampu bersaing di era global. Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian dari pendidikan dasar dalam penyelengaraannya menggunakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah (MPMBM) dan madrasah berbasis masyarakat (MBS).
Standar pelayanan minimal disusun bersifat makro sehingga perlu diinterpretasikan dalam bentuk berbagai standar. Salah satu standar yang perlu diperhatikan adalah administrasi madrasah yang juga merupakan salah satu laporan dalam sistem pendidikan di madrasah.

B. Tujuan
1. Menyamakan presepsi dan sinkronisasi penyelenggaraan administrasi madrasah;
2. Memberikan arah dalam penyelenggaraan administrasi madrasah;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi madrasah;
4. Menuju tertib administrasi.

C. Manfaat
1. Memandirikan madrasah melalui pemberian kewenangan lebih besar kepada madrasah.
2. Mendorong pengambilan keputusan secara partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga madrasah ( Kepala Madrasah, Guru, Karyawan dan Siswa ), orang tua siswa dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan yang merujuk pada kebijakan pendidikan nasional.
3. Meningkatkan tanggung jawab madrasah terhadap mutu madrasahnya kepada orang tua murid, masyarakat dan pemerintah.
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan



BAB II : ISI

A. Administrasi Program Pengajaran
1. Pengertian
Administrasi program pengajaran merupakan kegiatan yang meliputi pengaturan seperangkat program pengalaman belajar yang disusun untuk mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan madrasah.
2. Tujuan
Tujuan administrasi program pengajaran adalah sebagai pedoman :
- Perencanaan aktivitas pembelajaran di madrasah
- Pelaksanaan pembelajaran di madrasah
- Pengendalian pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan
- Pengukuran tingkat keberhasilan aktivitas pembelajaran di madrasah
3. Komponen Administrasi Program Pengajaran
a. Penelaahan program pengajaran
b. Rencana program pengajaran
c. Pengembangan kurikulum muatan lokal
Tujuan kurikulum muatan lokal adalah :
- Memanfaatkan sumber daya alam, sosial dan budaya masyarakat dalam pembelajaran
- Memenuhi kebutuhan daerah berkaitan dengan pendidikan
- Mengembangkan budaya setempat
- Menyelaraskan kehidupan smadrasah dengan kehidupan masyarakat sebenarnya
- Menumbuhkembangkan  rasa  memiliki  dan  rasa  bangga terhadap apa yang dimiliki daerah
d. Penyusunan program pengajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran
f. Pengendalian program pengajaran
g. Penilaian program pengajaran

B. Administrasi Kesiswaan
1. Pengertian
Administrasi  kesiswaan  merupakan  usaha  dan  kegiatan  yang  meliputi   pengaturan tentang  administrasi  yang  berkaitan  dengan  siswa   dalam   upaya   mengembangkan potensi siswa.
2. Tujuan administrasi kesiswaan
- Mengetahui data siswa
- Mengetahui potensi siswa
- Mengetahui, membina dan mengembangkan kemampuan siswa
3. Administrasi kesiswaan meliputi hal-hal berikut ini :
a. Penerimaan Siswa Baru
b. Mutasi Siswa
c. Penatalaksanaan Kesiswaan
Penatalaksanaan Kesiswaan meliputi hal-hal berikut ini :
1) Buku Induk
2) Buku Klaper
3) Buku Hadir Siswa
4) Buku Agenda Kelas
5) Buku Nilai
- Buku Nilai Mata Pelajaran
- Buku Nilai Pribadi Siswa
6) Daftar Keadaan Siswa
7) Laporan Kenaikan Kelas / Kelulusan
8) Daftar Calon Peserta Ujian Akhir
d. Pembinaan Kesiswaan
Kegiatannya meliputi penyaluran aktivitas siswa dalam hal :
1) Kepemimpinan
2) Keagamaan
3) Budi pekerti
4) Berbangsa dan bernegara
5) Kewirausahaan
6) Kesegaran jasmani
7) Pengembangan kreasi dan seni
8) Kepramukaan
e. Pelayanan Khusus Siswa
Pelayanan khusus terdiri atas :
1) Bimbingan dan konseling
2) Perpustakaan dan sumber belajar lainnya
3) Beasiswa
4) Transportasi
5) Kantin / warung madrasah
6) Asrama
7) Kesehatan
8) Pengayaan
9) Remidial
10) Karyawisata

C. Administrasi Kepegawaian
1. Pengertian
Adalah  kegiatan mencakup  penetapan  norma,  standar,  prosedur, pengangkatan, pembinaan,     penatalaksanaan,   kesejahteraan     dan     pemberhentian  tenaga kependidikan  madrasah  agar  dapat  melaksanakan  tugas  dan   fungsinya  dalam   mencapai  tujuan  madrasah.
2. Tujuan
Untuk   mewujudkan   keseragaman   perlakuan   dan   kepastian     hukum     bagi tenaga kependidikan Madrasah ibtidaiyah dalam melaksanakan tugas  dan   fungsi, wewenang  dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Komponen Administrasi Kepegawaian
a. Penyusunan formasi
b. Pengadaan pegawai
c. Kenaikan pangkat
d. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai
e. Ketatalaksanaan tenaga kependidikan
1) Pembuatan Buku Induk Pegawai
2) Daftar Urut Kepegawaian ( DUK )
3) Kartu Pegawai ( KARPEG )
4) Tabungan Asuransi Pegawai ( TASPEN )
5) Asuransi Kesehatan ( ASKES )
6) Kartu Istri ( KARIS ) dan Kartu Suami ( KARSU )
. Pemberhentian Pegawai
Pemberhentian pegawai PNS dapat dibedakan seperti berikut :
1) Pemberhentian atas permintaan sendiri
2) Pemberhentian karena mencapai batas usia pension
3) Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi
4) Pemberhentian karena melakukan pelanggaran
5) Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani
6) Pemberhentian karena meninggalkan tugas
7) Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang
4. Ketenagaan
Dilihat dari jenisnya ketenagaan di MI terdiri atas :
a. Kepala Madrasah
b. Guru ( Kelas, Penjaskes, SBK, Muatan Lokal )
c. Tenaga Administrasi / TU
d. Penjaga Madrasah / Kebersihan Madrasah
e. Tenaga Fungsional lainnya ( Guru BP, Pustakawan, laboran dan teknisi sumber belajar )
Dilihat dari statusnya, ketenagaan di MI terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
b. Guru Tetap Yayasan
c. Guru Tidak Tetap
d. Guru Bantu
e. Tenaga Sukarela

D. Administrasi Perlengkapan / Barang
1. Pengertian
Administrasi  perlengkapan / barang  merupakan kegiatan yang berkenaan dengan pengaturan  sarana  yang  ada  di  madrasah  agar  dapat  digunakan sesuai dengan fungsinya.
2. Tujuan
Tujuan Administrasi perlengkapan / barang adalah untuk menyelenggarakan :
a. Pengadaan perlengkapan / barang yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan
b. Pendayagunaan perlengkapan / barang yang ada secara optimal
c. Terpelihara / terawatnya perlengkapan / barang yang ada secara baik
d. Penghapusan perlengkapan / barang yang rusak dan atau hilang
3. Komponen Administrasi Perlengkapan / Barang
a. Identifikasi kebutuhan
b. Perencanaan
c. Pengadaan
d. Penyimpanan
e. Penataan
f. Pemeliharaan dan Pengawasan
g. Inventarisasi
h. Tata cara penghapusan

E. Administrasi Keuangan
. Pengertian
Suatu  usaha  dan  kegiatan  pengaturan uang yang meliputi kegiatan perencanaan,    sumber  keuangan,  pengalokasian, penganggaran, pemanfataan dana, pembukuan,  penyimpanan,  pemeriksaan dan pengawasan, pertanggung jawaban dan pelaporan  
uang yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
2. Tujuan
Tujuan administrasi keuangan madrasah adalah untuk mewujudkan
a. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara efisien
b. Terjaminnya kelangsungan hidup dan perkembangan smadrasah
c. Tercegahnya kekeliruan, kebocoran atau penyimpangan penggunaan dana
d. Terjaminnya akuntabilitas perkembangan sekolah
3. Komponen Administrasi Keuangan
Komponen Administrasi Keuangan meliputi, kegiatan sebagai berikut ini
a. Kegiatan Perencanaan
Perencanaan Keuangan terdiri atas
- Perencanaan Jangka Pendek
- Perencanaan Jangka Menengah
- Perencanaan Jangka Panjang
b. Sumber Keuangan
c. Pengalokasian
Alokasi tersebut terdiri atas :
- alokasi  pembangunan,  baik  pembangunan  fisik  (  penambahan  fasilitas  ) maupun nonfisik ( pendidikan dan latihan pegawai )
- alokasi  kegiatan  rutin,  seperti  belanja  pegawai,  kegiatan  belajar mengajar,
pembinaan kesiswaan dan kebutuhan rumah tangga
d. Penganggaran
e. Pemanfaat Dana
1) Prinsip pembukuan meliputi
a) pemasukan  dan  pengeluaran   keuangan   tercatat   secara   tertib,  disertai dengan bukti tertulis sesuai aturan yang berlaku
b) pencatatan siap diberikan setiap saat
c) pembukuan dilakukan secara terbuka
2) Jenis pembukuan terdiri atas
- buku kas umum
- buku per mata anggaran
- buku kas harian
- buku surat perintah membayar uang / giro
- buku bank
- buku pembantu lainnya sesuai dengan kebutuhan
g. Pemeriksaan dan Pengawas
h. Pertanggungjawaban dan Pelaporan

F. Administrasi Peran Serta Masyarakat
1. Pengertian
Pengaturan  yang  berkaitan  dengan  keikutsertaan  /  kontribusi  dan  tanggung    jawab  secara  fisik,  mental  dan  emosional  baik yang  dilakukan   perorangan maupun   kelompok   masyarakat   dalam  pelaksanaan  kegiatan  pendidikan  di  madrasah.
2. Tujuan
a. memajukan kualitas belajar
b. meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
c. meningkatkan    keserasian    kehidupan    madrasah    dengan   kehidupan  di  masyarakat
d. memotivasi masyarakat dalam membantu program madrasah
e. mewujudkan tanggungjawab bersama antar  pihak  madrasah dan masyarakat  terhadap kualitas pendidikan
3. Hasil Peran Serta Masyarakat
a. kesamaan persepsi  masyarakat  dan  pihak   madrasah   tentang   pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan
b. keterlibatan      masyarakat      dalam      pengambilan     keputusan     tentang  pengembangan madrasah
c. keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan di madrasah
d. keterlibatan  masyarakat  dalam  melaksanakan penilaian dalam keberhasilan madrasah
e. keterlibatan   masyarakat    dalam   mempertanggungjawabkan   keberhasilan program madrasah
4. Teknik Peran Serta Masyarakat
a. secara  individual,  yaitu  dilakukan  oleh  masyarakat  secara  sukarela dalam menyampaikan saran atau sumbangan lainnya untuk kepentingan madrasah
b. secara organisasi, yaitu melalui organisasi masyarakat yang ada di madrasah
c. melalui media cetak dan elektronik
5. Langkah-langkah Peran Serta Masyarakat
a. mengidentifikasi potensi masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan   program pendidikan
b. membentuk organisasi peran serta masyarakat
c. menyusun program peran serta masyarakat
d. melaksanakan program peran serta masyarakat
e. mengevaluasi peran serta masyarakat
6. Prinsip-prinsip Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan
a. Kerjasama dilandasi dengan itikad baik oleh kedua belah pihak
b. Dalam  partisipasinya,  masyarakat  tetap menghormati segala peraturan yang    berlaku di madrasah
c. Dalam  hal  teknis  edukatif,  masyarakat  tidak  diperkenankan untuk campur    tangan. Ini merupakan otoritas guru dan sekolah yang bersangkutan
d. Peran   serta    masyarakat    dapat    dibina    secara    terus    menerus    yang diorientasikan pada tujuan peningkatan kualitas pendidikan


BAB III : PENUTUP
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan, kegiatan di madrasah harus ditunjang oleh pelayanan administrasi madrasah yang teratur terarah dan terencana sehingga dapat menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.


KEPUSTAKAAN
  1. Drs. Ahmad Gozali, Administrasi Sekolah Serie 1, Pepara Jakarta, tt.
  2. Dirjen Pembinaan Perguruan Agama Islam, Petunjuk Pelaksanaan dan Instrumen Akreditasi Madrasah Swasta, PT. New Aqua Press, tt.
  3. Majalah Media Pembinaan, Kanwil Depag Prop Jabar.